Kamis, 19 Juli 2012

Daftar Alamat Website Instansi Pemerintah & BUMN


DaftarAlamat Website Lembaga/ Instansi Pemerintah Republik Indonesia
No Nama Lembaga Alamat Website
1 Majelis Permusyawarahan Rakyat www.dpr.go.id
2 Dewan Perwakilan Rakyat www.mpr.go.id
3 Dewan Perwakilan Daerah www.dpd.go.id
4 Mahkamah Konstitusi www.mahkamahkonstitusi.go.id
5 Mahkamah Agung www.ma-ri.go.id
6 Badan Pemeriksa Keuangan www.bpk.go.id
7 Bank Indonesia www.bi.go.id
8 Komisi Pemberantasan Korupsi www.kpk.go.id
9 Komisi Pemilihan Umum www.kpu.go.id
10 Komisi Pengawasan Persaingan Usaha www.kppu.go.id
11 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia www.komnasham.go.id
12 Komisi Perlindungan Anak Indonesia www.kpai.go.id
13 Departemen Dalam Negeri www.depdagri.go.id
14 Departemen Luar Negeri www.deplu.go.id
15 Departemen Pertahanan www.dephan.go.id
16 Departemen Hukum Dan Ham www.depkumham.go.id
17 Departemen Komunikasi dan Informasi www.depkominho.go.id
18 Departemen Perindustrian www.dprin.go.id
19 Departemen Perhubungan www.dephub.go.id
20 Departemen Pekerjaan Umum www.pu.go.id
21 Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi www.nakertrans.go.id
22 Departemen Pertanian www.deptan.go.id
23 Departemen Kehutanan www.dephut.go.id
24 Departemen Kelautan Dan Perikanan www.dkp.go.id
25 Departemen Kesehatan www.depkes.go.id
26 Departemen Komunikasi dan Informatika www.depkominfo.go.id
27 Departemen Keuangan www.depkeu.go.id
28 Departemen Pendidikan Nasional www.kemdiknas.go.id
29 Departemen Sosial www.depsos.go.id
30 Departemen Agama www.depag.go.id
31 Departemen Kebudayaan dan Pariwisata www.budpar.go.id
32 Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan www.polkam.go.id
33 Kementerian Koordinator Perekonomian www.ekon.go.id
34 Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat www.menkokesra.go.id
35 Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional www.bappenas.go.id
36 Kementrian NegaraRiset dan Teknologi/ BPPT www.ristek.go.id
37 Kementrian Negara Koperasi dan UKM www.depkop.go.id
38 Kementrian Negara BUMN www.bumn-ri.go.id
39 Kementrian Negara Lingkungan Hidup www.mlenlh.go.id
40 Kementrian Negara Pemberdayagunaan Aparatur Negara www.menpan.go.id
41 Kementrian Negara Pemberdayaan Perempuan www.menegpp.go.id
42 Sekretariat Negara www.setneg.go.id
43 Sekretariat Kabinet www.setkab.go.id
44 Kejaksaan Agung www.kejaksaan.go.id
45 Arsip Nasional Republik Indonesia www.anri.go.id
46 Badan Akuntansi Keuangan Negara www.bakun.go.id
47 Badan Kepegawaian Negara www.bkn.go.id
48 Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional www.bkkbn.go.id
49 Badan Koordinasi Penanaman Modal www.bkpm.go.id
50 Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional www.bakosurtanal.go.id
51 Badan Meteorologi dan Geofisika www.bmg.go.id
52 Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi www.bappebti.go.id
53 Badan Pengawas Tenaga Nuklir www.bapeten.go.id
54 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan www.bpkp.go.id
55 Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi www.bppt.go.id
56 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional www.bappenas.go.id
57 Badan Pertanahan Nasional www.bpn.go.id
58 Badan Pusat Statistik www.bps.go.id
59 Badan Standarisasi Nasional www.bsn.go.id
60 Badan Tenaga Nuklir Nasional www.batan.go.id
61 Badan Urusan Logistik www.bulog.go.id
62 Lembaga Administrasi Negara www.lan.go.id
63 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia www.lipi.go.id
64 Lembaga Informasi Nasional www.lin.go.id
65 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional www.lapan.go.id
66 Perpustakaan Nkasional Republik Indonesia www.pnri.go.id
67 Markas Besar Tentara Nkasional Indonesia www.tni.mil.id
68 Markas Besar Kepolisian Negara www.polri.go.id
69 Badan Pengawas Obat dan Makanan www.pom.go.id
70 Provinsi Sumatera Utara www.pemropsu.go.id
71 Provinsi Sumatera Barat www.sumbarprov.go.id
72 Provinsi Riau www.riau.go.id
73 Provinsi Kepulauan Riau www.batam.go.id
74 Provinlsi Jambi www.jambiprov.go.id
75 Provinsi Bengkulu www.bengkulu.go.id
76 Provensi Sumatera Selatan www.sumselprov.go.id
77 Provinsi Bangka-Belitung www.bangka.go.id
78 Provinsi Lampung www.lampungprov.go.id
79 Provinsi Banten www.bantenprov.go.id
80 Provinsi DKI Jakarta www.jlakarta.go.id
81 Provinsi Jawa Barat www.jabarprov.go.id
82 Provinsi Jawa Tengah www.jatengprov.go.id
83 Provinsi D.I. Yogyakarta www.pemda-diy.go.id
84 Provinsi Jawa Timur www.jatimprov.go.id
85 Provinsi Klimantan Barat www.kalbar.go.id
86 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam www.acehprov.go.id
87 Provinsi Kalimantan Tengah www.kalteng.go.id
88 Provinsi Kalimantan Selatan www.kalsel.go.id
89 Provinsi Kalimantan Timur www.kaltim.go.id
90 Provinsi Bali www.bali.go.id
91 Provinsi Nusa Tenggara Barat www.ntbprov.go.id
92 Provinsi Nusa Tenggara Timur www.pemda-ntt.go.id
93 Provinsi Sulawesi Selatan www.sulsel.go.id
94 Provinsi Sulawesi Barat www.sulbarprov.go.id
95 Provinsi Sulawesi Tenggara www.sultraprov.go.id
96 Provinsi Sulawesi Tengah www.sulteng.go.id
97 Provinsi Gorontalo www.propinsigorontalo.net
98 Provinsi Sulawesi Utara www.sulut.go.id
99 Provinsi Maluku www.malukuprov.go.id
100 Provinsi Maluku Utara www.maluku-utara.go.id
101 Provinsi Papua Barat www.papuabaratprov.go.id
102 Provinsi Papua www.papua.go.id

Sabtu, 30 Juni 2012

MIKROBIOLOGI DASAR

ARTIKEL MIKROBIOLOGI


BAB 5 MORFOLOGI MIKROBA

Kompetensi mahasiswa dapat mengenali bentuk dan morfologi sel dan koloni mikroorganisme
a. Bakteri
a.1 mengamati morfologi koloni bakteri
a.1.1 pada media cawan
a.1.2 pada agar miring
a.1.3 pada agar tegak
a.1.4 pada media cair
a.2 mengamati morfologi sel bakteri
a.2.1 dengan pewarnaan sederhana
a.2.2 dengan pewarnaan negatif
a.2.3 dengan pewarnaan gram
a.2.4 dengan pewarnaan endospora
a.3 mengamati motilitas bakteri
a.3.1 pengamatan langsung
a.3.2 pengamatan tidak langsung
b. Yeast
b.1 mengamati morfologi koloni yeast (pada agar cawan)
b.2 mengamati morfologi sel yeast (dengan pewarnaan sederhana)
c. Kapang
c.1 mengamati morfologi koloni kapang (pada agar cawan)
c.2 mengamati morfologi sel kapang (dengan metode slide culture)
Bakteri
A. Mengamati Morfologi Koloni Bakteri
Kegiatan ini merupakan tindakan pertama kali jika ingin mempelajari suatu jenis bakteri lebih lanjut, khususnya untuk tujuan identifikasi. Setelah mendapatkan kultur murni maka biakan yang diinginkan ditumbuhkan ke berbagai bentuk media untuk dikenali ciri koloninya.
Cara Kerja :
· Tumbuhkan biakan pada media NA cawan dengan streak kuadran
· Tumbuhkan biakan pada media NA miring dengan pola inokulasi yang tegak lurus
· Tumbuhkan biakan pada media NA tegak dengan stab inoculation
· Tumbuhkan biakan pada media NB
A.1. Pertumbuhan pada Cawan Petri
Ciri-ciri yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
· clip_image002Ukuran; pinpoint/punctiform (titik)
Small (kecil)
Moderate (sedang)
Large (besar)
· Pigmentasi : mikroorganisme kromogenik sering memproduksi pigmen intraseluler, beberapa jenis lain memproduksi pigmen ekstraseluler yang dapat terlarut dalam media
· Karakteristik optik : diamati berdasarkan jumlah cahaya yang melewati koloni.
Opaque (tidak dapat ditembus cahaya), Translucent (dapat ditembus cahaya sebagian),Transparant (bening)
clip_image004
· Bentuk :
Circular
Irregular
Spindle
Filamentous
Rhizoid
- Elevasi :clip_image006
Flat
Raised
Convex
Umbonate
· Permukaan :
Halus mengkilap
Kasar
Berkerut
Kering seperti bubuk
· Margins :
clip_image008
Entire
Lobate
Undulate
Serrate
Felamentous
Curled
A.2. Pertumbuhan pada Agar Miring
Ciri-ciri koloni diperoleh dengan menggoreskan jarum inokulum tegak dan lurus
Ciri koloni berdasarkan bentuk:
clip_image010
A.3 Pertumbuhan pada Agar Tegak
Cara penanaman adalah dengan menusukkan jarum inokulum needle ke dalam media agar tegak.
Ciri-ciri koloni berdasar bentuk :
clip_image012
Ciri koloni berdasar kebutuhan O2 :
clip_image014
A.4 Pertumbuhan pada Media Cair
Pola pertumbuhan berdasarkan kebutuhan O2
clip_image016
A. Mengamati Morfologi Bakteri
Sel bakteri dapat teramati dengan jelas jika digunakan mikroskop dengan perbesaran 100x10 yang ditambah minyak imersi. Jika dibuat preparat ulas tanpa pewarnaan, sel bakteri sulit terlihat. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri. Zat warna dapat mengabsorbsi dan membiaskan cahaya, sehingga kontras sel bakteri dengan sekelilingnya ditingkatkan.
Zat warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif. Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna memiliki muatan negatif. Zat warna basa lebih banyak digunakan karena muatan negatif banyak banyak ditemukan pada permukaan sel. Contoh zat warna asam antara lain Crystal Violet, Methylene Blue, Safranin, Base Fuchsin, Malachite Greendll. Sedangkan zat warna basa antara lain Eosin, Congo Red dll.
Pewarnaan
· Pewarnaan sederhana
- pewarnaan positif
- pewarnaan negatif
· Pewarnaan diferensial
- pewarnaan gram
- pewarnaan acid fast dll.
· Pewarnaan khusus
- pewarnaan endospora
- pewarnaan flagella dll.
B.1. Pewarnaan Sederhana (Pewarnaan Positif)
Sebelum dilakukan pewarnaan dibuat ulasan bakteri di atas object glass yang kemudian difiksasi. Jangan menggunakan suspensi bakteri yang terlalu padat, tapi jika suspensi bakteri terlalu encer, maka akan diperoleh kesulitan saat mencari bakteri dengan mikroskop. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan melekatkan sel bakteri pada object glass tanpa merusak struktur selnya.
Cara Kerja :
· Bersihkan object glass dengan kapas
· Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object glass
· Bila menggunakan biakan cair maka pindahkan setetes biakan dengan pipet tetes atau dapat juga dipindahkan dengan jarum inokulum. Jangan lupa biakan dikocok terlebih dahulu. Jika digunakan biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi akuades dan disebarkan supaya sel merata.
· Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api bunsen (lewatkan di atas api 2-3 kali)
· Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya ditetesi dengan pewarna (dapat digunakanMethylen blueSafraninCrystal Violet) dan tunggu kurang lebih 30 detik.
· Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
· Periksa dengan mikroskop (perbesaran 100 x 10).
clip_image002[5]
B.2 Pewarnaan Negatif
Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa. Tapi mudah dilihat dengan pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya, sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam.
Prosedur:
· Ambil dua object glass, teteskan nigrosin atau tinta cina di ujung kanan salah satu object glass
· Biakan diambil lalu diulaskan atau diteteskan dalam tetesan nigrosin tadi, lalu dicampurkan
· Tempelkan sisi object glass yang lain kemudian gesekkan ke samping kiri
· Biarkan preparat mengering di udara, jangan difiksasi atau dipanaskan di atas api.
1clip_image004[5]2clip_image006[5]
3clip_image008[6]4clip_image010[5]
Setelah dilihat di mikroskop, maka akan tampak bentuk sel bakteri. Berikut merupakan berbagai bentuk sel bakteri
image
clip_image002[7]
A.3. Pewarnaan Gram
Adalah pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi. Pewarnaan ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis yang berada di antara dua lapis membran sel.Berikut merupakan tabel prosedur pewarnaan Gram:
image 
image 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah sbb:
· Fase yang paling kritis dari prosedur di atas adalah tahap dekolorisasi yang mengakibatkan CV-iodine lepas dari sel. Pemberian ethanol jangan sampai berlebih yang akan menyebabkanoverdecolorization sehingga sel gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization) yang tidak akan melarutkan CV-iodinesecara sempurna sehingga sel gram negatif seperti gram positif.
· Preparasi pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna utama (CV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel seperti pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
B.4. Pewarnaan Endospora
Anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum dan Bacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas.
Endospora tetap dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan transparan dan sangat refraktil. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan badan inklusi (kedua-duanya transparan, sel vegetatif berwarna), sehingga diperlukan teknik pewarnaan endospora. Berikut merupakan prosedur pewarnaan endospora dengan metode Schaeffer-Fulton.
image 
image 

Berikut merupakan beberapa tipe endospora dan contohnya
clip_image002[9] clip_image004[7]
C. Mengamati motilitas
C.1 Pengamatan Langsung
Cara Kerja :
· Teteskan biakan bakteri motil seperti Bacillus atau E.coli ke object glass (sebaiknya dari biakan cair). Jika digunakan biakan padat maka ulas dengan jarum inokulum lalu ditambah akuades satu tetes, ratakan.
· Tutup dengan cover glass
· Amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran maksimak. Bakteri akan tampak transparan dan pola pergerakannya tidak beraturan. Hati-hati jangan salah membedakan antara sel yang bergerak sendiri karena flagel atau bergerak terkena aliran air.
C.2 Pengamatan tidak langsung
clip_image006[7]Cara Kerja :
· Tanam biakan pada media NA tegak atau Media Motilitas dengan cara tusuk (Stab inoculation) sedalam + 5 mm.
· Inkubasi pada suhu 37C selama 1x 24 jam
· Hasil positif (motil) jika bakteri tumbuh pada seluruh permukaan media, hasil negatif menunjukan bakteri hanya tumbuh pada daerah tusukan saja
Bakteri motil akan bermigrasi ke seluruh permukaan agar dan bekas tusukan
clip_image008[8]Yeast / Khamir
A. Mengamati morfologi koloni yeast
· Tanam biakan yeast (dapat berupa Sacharomyces cereviceae atau Candida albicans) pada PDA dengan cara streak quadrant.
· Inkubasi selama 2x24 jam.
· Setelah didapatkan koloni tunggal, pengamatan ciri-ciri morfologi koloni hampir sama dengan ciri morfologi bakteri.
B. Mengamati Morfologi Sel Yeast
Yeast merupakan fungi mikroskopik uniseluler, tidak membentuk hifa (beberapa spesies dapat membentuk pseudohifa). Bentuk selnya bervariasi dapat berbentuk bulat, bulat telur, bulat memanjang dengan ukuran 1-9x20 μm. Beberapa spesies yeast memiliki sifat dimorfisme yaitu bentuk sel tunggal dan bentuk hifa atau pseudohifa. Pseudohifa adalah hifa yeast yang terbentuk dari rangkaian sel hasil pembelahan aseksual secara budding, tetapi tidak melepaskan diri dari induk. Morfologi internal sel mudah dilihat dan terdiri dari inti dan organel seperti mitkondria, grannula lemak dan glikogen.
B.1 Melihat bentuk sel Yeast
Cara Kerja :
· Tumbuhkan Sacharomyces cereviceae pada glukosa cair selama 24 jam.
· Ulaskan suspensi biakan pada object glass lalu teteskan Methilene Blue hingga rata (jangan difiksasi).
· Tutup preparat dengan cover glass.
· Amati dengan perbesaran 40x10 atau 100x10.
B.2 Melihat bentuk spora sel Yeast
Cara kerja :
· Buat preparat ulas dari biakan yeast pada Goodkowa Agar yang berumur 10 hari.
· Fiksasi dengan api bunsen.
· Warnai dengan cara Shager dan Fulgen yaitu:
Tetesi preparat dengan Malachite Green dan biarkan 30-60 detik. Panasi preparat dengan api bunsen selama + 30 detik (sampai timbul uap). Cuci preparat dengan air mengalir. Keringkan dengan tissue kemudian biarkan pada udara terbuka. Amati di bawah mikroskop. Perhatikan spora yang berwarna
Kapang / Jamur
clip_image010[7]Jamur merupakan mikroba dengan struktur talus berupa benang-benang (hifa) yang terjalin seperti jala (myselium). Hifa dapat berekat (septat) dengan inti tunggal/ lebih dan hifa tidak bersekat (aseptat). Penampakan morfologi koloni pada umumnya seperti benang (filamentous) yang pertumbuhannya membentuk lingkaran. Morfologi koloninya dapat dengan mudah dibedakan dengan bakteri walaupun ada beberapa jenis bakteri yang koloninya mirip jamur, seperti dari kelompok Actinomycetes atau Bacillus mycoides. Koloni kapang memiliki keragaman warna yang muncul dari sporanya.
A. Mengamati morfologi koloni kapang
Cara kerja :
· Tanam/pindahkan biakan kapang dengan jarum inokulum needle yang diletakan di tenganh-tengah cawan petri.
· Inkubasi selam beberapa hari.
· Amati pertumbuhan koloni (miselium) yang menyebar.
B. Mengamati sel morfologi kapang dengan metode Slide Culture (Microculture)
Teknik ini bertujuan untuk mengamati sel kapang dengan menumbuhkan spora pada object glassyang ditetesi media pertumbuhan. Pengamatan struktur spora dan miselium dapat juga dilakukan dengan preparat ulas seperti yang telah diuraikan di depan. Namun seringkali miselium atau susunan spora menjadi pecah atau terputus sehingga penampakan di mikroskop dapat membingungkan. Dengan teknik ini, spora dan miselium tumbuh langsung pada slide sehingga dapat mengatasi masalah tersebut.
B.1 Metode Heinrich’s, cara kerja :
· Siapkan object glass, cover glass, tissue basah yang dimasukkan dalam cawan dan sterilkan dengan autoclave.
· Setelah selesai sterilisasi berikan lilin (parafin-petrolatum) steril pada sebelah kiri dan kanan tempat yang akan ditutup cover glass (aseptis).
· Tutup dengan cover glass.
· Teteskan suspensi spora jamur dalam media cair pada media cover glass yang tidak diberi lilin. Berikan sampai setengah luasan cover glass. Tekan cover galss secara media merata.
· Inkubasi pada suhu kamar selama 3x24 jam.
· Ambil preparat dan amati di bawah mikroskop.
clip_image012[5]
B. 2 Metode Riddel, cara kerja :
· Persiapan sama seperti di atas
· Setelah semua steril, potong media Saboraud Dextrose Agar steril berbentuk kubus dan letakkan di atas object glass.
· Inokulasikan spora jamur pada bagian atau potongan agar.
· Tutup potongan agar dengan cover glass.
· Inkubasi pada suhu kamar selama 3x24 jam.
· Ambil preparat dan diamati di bawah mikroskop.
clip_image014[6]
B.3 Prosedur yang lebih sederhana, cara kerja :
· Sterilkan cawan petri yang berisi kapas yang di atasnya terdapat object glass dan cover glass.
· Siapkan media PDA dan dijaga supaya tetap cair.
· Teteskan media PDA pada object glass secara aseptis lalu tunggu memadat (teteskan jangan terlalu banyak).
· Belah media yang memadat dengan jarum inokulum yang berujung L.
· Ulaskan spora jamur yang akan diamati pada belahan tersebut.
· Tutup dengan cover glass tepat di atas media dan tekan hingga merata.
· Inkubasi selama 2x24 jam.
· Amati pertumbuhan miselium dan spora pada object glass dengan perbesaran sedang
 clip_image016[5]

Rabu, 27 Juni 2012

SOAL MID TES KIMIA KLINIK DASAR PRODI FARMASI KELAS A UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR


1.Tes sputum dengan pewarnaan Ziehl Nielsen pada biakan Lowenstein Jensen untuk uji spesisik diagnosis penyakit……
o Malaria o Diabetes o Tifoid o TBC

2.Untuk uji spesifisitas penyakit TBC paru dilakukan tes...
o WBC o RBC o PCR o ESR

3.Tes Miditron dalam tes saring ganda adalah untuk melihat parameter ….……
o glukosa o Kolesterol o Urinalisis o Trigliserida

4.Tes Diagnosis FTA Abs adalah tes diagnosis penyakit
o Syphilis o Raja singa o Tifoid o TBC

5.Untuk Tes laboratorium postprandial berarti pasien diambil spesimennya setelah makan...
o 1 jam o 3 jam o 5 jam o kapan saja

6.Hasil tes laboratorium peminum kopi berat dapat terganggu yaitu dapat menaikkan nilai..
o trigeliserida o kortisol o lekosit o as lemak bebas

7.Hasil tes laboratorium untuk tes enzim jantung infark myocard dilakukan berturut-turut selama …
o 2 hari o 4 hari o 6 hari o 7 hari

8.Wadah urin adalah botol besar dengan volume …
o 0,5 liter o 1,5 liter o 2,5 liter o 7 hari

9.Urin pagi sangat cocok untuk pegujian ……
o. kehamilan o. general check up
o. glukosuria o. diabetes melitus

10.Pemeriksaan general check up adalah urin ……
o. sewaktu o.pagi o. postprandial o. 24 jam

11.Dalam uji urin 2 gelas lelaki pada gelas pertama ditampung sebanyak ……
o. 20-30 ml o. 30-50 ml o. 50-75 ml o. 75-100 ml

12.Dalam uji urin 3 gelas lelaki diperoleh unsur-unsur dari kantong kencing pada gelas ……
o. pertama o. kedua o. ketiga o. pertama& kedua

13.Pilihan kedua vena venipuncture adalah vena….
o. cephalic o. median cubital o. bacilic o benar semua

14.Yang bukan merupakan bagian yang tidak boleh divenipuncture adalah ….……
o. edema o. hematoma o. hipertensi o. bekas luka

15.Pemasangan tourniquet di bawah lengan di atas tempat yang akan ditusuk dengan jarak (inchi) .......
o. 2 o. 4 o. 5 o. 6

16.Sudut penusukan lereng jarum masuk dengan penuh ke dalam ruangan di dalam vena pada sudut .......
o. 10o o. 30o o. 45o o. 50o

17.Idealnya, jangan dibiarkan tourniquet terpasang lebih dari .........
o. 4 menit o. 3 menit o. 2 menit o. 1 menit

18.Jumlah cairan otak normal manusia adalah......
o. 50 ml o. 80 ml o. 120 ml o. 200 ml

19.Punksi lumbal untuk pengambilan cairan otak adalah pada ruang invertebrata adalah antara .........
o. L2-L3 o. L3-L4 o. L5-L6 o. L6-L7

20.Komposisi cairan otak yang normal mengandung protein (mg/dL) adalah.....
o. 3,4 o. 0,35 o. 0,23 o. 0,03

21.Pada pemeriksaan makroskopis pembekuan menunjukkan radang kronis adalah.....
o. halus o. kasar o. sangat halus o. selaput

22.Jarak antara gigi seri dan ujung sonde adalah sekitar.....
o. 50 cm o. 60 cm o. 70 cm o. 80 cm

23.Salah satu parameter sperma adalah volume (ml) ejakulasi total antara ....
o. 1,0-3,5 o. 2,0-5,0 o. 3,0-8,0 o. 1,5-5,0

24.Hasil tes laboratorium untuk tes analisis semensesudah abstinensia selama….……
o 2 hari o 4 hari o 6 hari o 7 hari

25.Komposisi feses mengandung kalsium sebesar ……
o 1,0-2,5 % o 40-55 % o 4-5 % o 5-10 %

26.Pada pemeriksaan pasien yang biasanya oleh perdarahan yang segar dibagian distal, mungkin pula oleh makanan seperti bit, fases akan berwarna …
o coklat o kuning o merah muda o hijau

27.Sperma yang baik adalah memiliki ekor yang panjangnya dibandingkan kepala …
o 2 kali o 3 kali o 5 kali o 9 kali

28.Semen yang normal apabila mengandung sperma yang aktif sebanyak …
o 2 juta o 20 juta o 8 juta o 10 juta

29.Kondisi sperma yang mampu bergerak kurang dari 40 % disebut …
o Hypospermia o Pyospermia
o Astheniozoospermia o Teratozoospermia

30.Kondisi sperma mengandung sel darah putih disebut...
o Hypospermia o Pyospermia
o Astheniozoospermia o Teratozoospermia 

KIMIA KLINIK


 Berbagai macam pemeriksaan kimia klinik yang dapat digunakan dalam mendiagnosa kanker, diantaranya :

Absolute Neutrophil Count (ANC)
ANC adalah jumlah neutrofil dibandingkan dengan jumlah sel darah putih total. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah seseorang boleh mendapatkan kemoterapi.

Acid Phosphatase
Disebut juga acid phos, acid f, acid p?tase. Tes serum darah untuk mendeteksi adanya enzim spesifik yang dihasilkan oleh jaringan tubuh tertentu, seperti prostat. Acid phospatase akan meningkat pada 85% kasus metastase tulang, 60% kasus yang tidak mendapat pengobatan dan 20% kasus yang terlokalisir. Hasil tes mudah dipengaruhi oleh pemijatan atau rangsangan pada prostat, oleh karena itu sebaiknya tes dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan rectal.

Alkaline Phosphatase
Suatu enzim dalam darah yang akan meningkat apabila terdapat sumbatan kandung empedu (penyakit hati atau kanker yang mengenai hati) dan penyakit yang mengenai tulang, termasuk kanker tulang.

Bilirubin
Pigmen sel darah merah yang dimetabolisme oleh hati. Peningkatan terjadi pada kasus penyakit hati dan beberapa tipe anemia, mengakibatkan warna kekuningan pada kulit.

Hitung darah
Tes laboratorium untuk menghitung jumlah masing-masing sel darah.

BUN (Blood Urea Nitrogen)
Tes kimia serum darah untuk menghitung kadar urea dalam darah. Peningkatan terjadi pada gangguan fungsi ginjal dan sumbatan saluran kencing. Nilai normal : 10-15 mg/100ml

Kalsium
Meningkat pada kanker yang mengenai tulang, kanker yang memproduksi protein yang menyerupai hormon parathyroid dan multiple myeloma. Dapat pula meningkat pada beberapa penyakit tidak ganas.

Kreatinin
Produk limbah dalam darah. Peningkatan terjadi pada kasus penyakit ginjal.

Elektrolit  (Sodium, Potasium klorid, Karbon dioksida)
Kadarnya digunakan untuk mendeteksi penyakit metabolism dan endokrin, serta memonitor status nutrisi dan efek terapi terhadap pasien.

Feritin
Mendeteksi kadar besi dalam asam sialic. Kadar yang rendah memberikan prognosis yang baik terhadap kanker kepala-leher. Kadar yang meningkat dapat ditemukan pada kasus proliferasi kelenjar getah beniing, penyakit Hodgkin?s, leukemia, penyakit neuroblastoma dan tumor saraf nonspesifik.

Granulosit
Jenis sel darah putih yang berfungsi untuk membunuh bakteri

Hematokrit
Tes untuk mengetahui jumlah sel darah merah dalam darah. Nilai normal berkisar 40-45 pada pria dan 37-42 pada wanita. Rendahnya nilai hematokrit adalah gejala dari anemia.

Leukosit
Nama lain dari sel darah putih. Sejenis sel dalam darah yang berfungsi melawan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Terdapat tiga jenis sel darah putih yaitu monosit, granulosit dan limfosit.

Limfosit
Salah satu jenis dari sel darah putih. Terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel T, sel B dan sel Natural Killer(NK). Sel T bertugas menyerang dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus, se lasing dan sel kanker. Sel B membantu memproduksi antibodi atau protein yang berfungsi menghancurkan senyawa asing. Sel NK bertugas menghancurkan sel kanker dan sel yang terinfeksi virus. 

Neutrofil
Sel darah putih dewasa yang bertugas melawan infeksi bakteri.

Sel pembeku darah
Sel darah berfungsi dalam pembekuan darah

Hitung sel pembeku darah
Menghitung jumlah sel pembeku darah dalam setetes darah yang diletakkan di atas gelas objek di bawah mikroskop. Jumlah akan meningkat pada keadaan stres, penyakit myeloproliferative, infeksi, radang, keganasan dan pengangkatan lien. Jumlah dapat menurun pada kasus menstruasi. Nilai normal berkisar 150.000-400.000 per mikroliter. Jumlah di bawah 50,000 terjadi pada kasus pendarahan spontan. Nilai di bawah 5.000 menunjukkan pasien berada dalam kondisi bahaya pendarahan.

Ploidy analysis
Tes untuk menghitung jumlah DNA dalam suatu sel, dimana sel kanker umumnya tidak mempunyai DNA.

Indeks proliferasi
Indeks yang tinggi menunjukkan pertumbuhan tumor yang aktif dan resiko kekambuhan yang besar.

Sel darah merah
Sel dalam darah yang bertugas membawa oksigen dan mewarnai darah menjadi merah.

Hitung sel darah merah
Penghitungan jumlah sel dalam merah dalam setetes darah di atas gelas objek di bawah mikroskop. Nilai normal bergantung terhadap usia dan jenis kelamin. Pria berkisar 4.5-6.2 juta, wanita 4.2-5.4 juta, anak-anak 4.6-4.8 juta. Nilai yang rendah menunjukkan adanya anemia, kelebihan cairan tubuh atau pendarahan. Nilai yang meningkat menunjukkan keadaan polisitemia (tingginya jumlah sel darah merah dalam darah) atau dehidrasi.

SGOT
Enzim yang terdapat dalam sel hati, meningkat pada penyakit hati dan serangan jantung.

SGPT
Enzim yang meningkat pada penyakit hati, seperti hepatitis, penyakit hati akibat alcohol dan lainnya)

S-Phase (Cell Cycle Analysis)
Jumlah persentase sel tumor yang menghasilkan DNA. Pasien dengan nilai tes yang tinggi menunjukkan prognosis yang kurang baik.

Hormon tiroid T3 dan T4
T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin) dapat digunakan untuk menilai fungsi tiroid. Jenis gangguan tiroid yang berbeda akan mengakibatkan variasi kadar T3 dan T4 yang berbeda pula.

Profil tiroid
Menunjukkan kadar hormone yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Berguna untuk mendiagnosa hipo atau hipertiroid dan monitoring respon terhadap terapi tiroid.

Tiroglobulin
Peningkatan kadarnya dalam serum dapat ditemukan pada kanker folikular. Penurunan kadarnya berfungsi untuk monitoring dan kekambuhan kanker folikular.

Asam urat
Meningkat pada kasus sakit sendi akibat asam urat dan batu ginjal.

Sel darah putih
Jenis sel darah yang bertugas membunuh kuman dan infeksi. Sel darah putih terdiri dari monosit, limfosit, neutrofil, eusinofil dan basofil. Nilai normal berkisar 5.000-10.000. peningkatan dan penurunan sel darah putih dapat terjadi dalam berbagai macam penyakit, efek kemoterapi maupun radioterapi.

Hitung sel darah putih
Peningkatan terjadi selmaa infeksi, radang, luka bakar, leukemia, depresi sumsum tulang akibat virus, reaksi toksis, campak, hepatitis dan penyakit lain.
Kimia klinik

Berbagai macam pemeriksaan kimia klinik yang dapat digunakan dalam mendiagnosa kanker, diantaranya :

Absolute Neutrophil Count (ANC)
ANC adalah jumlah neutrofil dibandingkan dengan jumlah sel darah putih total. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah seseorang boleh mendapatkan kemoterapi.

Acid Phosphatase
Disebut juga acid phos, acid f, acid p?tase. Tes serum darah untuk mendeteksi adanya enzim spesifik yang dihasilkan oleh jaringan tubuh tertentu, seperti prostat. Acid phospatase akan meningkat pada 85% kasus metastase tulang, 60% kasus yang tidak mendapat pengobatan dan 20% kasus yang terlokalisir. Hasil tes mudah dipengaruhi oleh pemijatan atau rangsangan pada prostat, oleh karena itu sebaiknya tes dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan rectal.

Alkaline Phosphatase
Suatu enzim dalam darah yang akan meningkat apabila terdapat sumbatan kandung empedu (penyakit hati atau kanker yang mengenai hati) dan penyakit yang mengenai tulang, termasuk kanker tulang.

Bilirubin
Pigmen sel darah merah yang dimetabolisme oleh hati. Peningkatan terjadi pada kasus penyakit hati dan beberapa tipe anemia, mengakibatkan warna kekuningan pada kulit.

Hitung darah
Tes laboratorium untuk menghitung jumlah masing-masing sel darah.

BUN (Blood Urea Nitrogen)
Tes kimia serum darah untuk menghitung kadar urea dalam darah. Peningkatan terjadi pada gangguan fungsi ginjal dan sumbatan saluran kencing. Nilai normal : 10-15 mg/100ml

Kalsium
Meningkat pada kanker yang mengenai tulang, kanker yang memproduksi protein yang menyerupai hormon parathyroid dan multiple myeloma. Dapat pula meningkat pada beberapa penyakit tidak ganas.

Kreatinin
Produk limbah dalam darah. Peningkatan terjadi pada kasus penyakit ginjal.

Elektrolit  (Sodium, Potasium klorid, Karbon dioksida)
Kadarnya digunakan untuk mendeteksi penyakit metabolism dan endokrin, serta memonitor status nutrisi dan efek terapi terhadap pasien.

Feritin
Mendeteksi kadar besi dalam asam sialic. Kadar yang rendah memberikan prognosis yang baik terhadap kanker kepala-leher. Kadar yang meningkat dapat ditemukan pada kasus proliferasi kelenjar getah beniing, penyakit Hodgkin?s, leukemia, penyakit neuroblastoma dan tumor saraf nonspesifik.

Granulosit
Jenis sel darah putih yang berfungsi untuk membunuh bakteri

Hematokrit
Tes untuk mengetahui jumlah sel darah merah dalam darah. Nilai normal berkisar 40-45 pada pria dan 37-42 pada wanita. Rendahnya nilai hematokrit adalah gejala dari anemia.

Leukosit
Nama lain dari sel darah putih. Sejenis sel dalam darah yang berfungsi melawan penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Terdapat tiga jenis sel darah putih yaitu monosit, granulosit dan limfosit.

Limfosit
Salah satu jenis dari sel darah putih. Terdiri dari 3 jenis sel yaitu sel T, sel B dan sel Natural Killer(NK). Sel T bertugas menyerang dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus, se lasing dan sel kanker. Sel B membantu memproduksi antibodi atau protein yang berfungsi menghancurkan senyawa asing. Sel NK bertugas menghancurkan sel kanker dan sel yang terinfeksi virus. 

Neutrofil
Sel darah putih dewasa yang bertugas melawan infeksi bakteri.

Sel pembeku darah
Sel darah berfungsi dalam pembekuan darah

Hitung sel pembeku darah
Menghitung jumlah sel pembeku darah dalam setetes darah yang diletakkan di atas gelas objek di bawah mikroskop. Jumlah akan meningkat pada keadaan stres, penyakit myeloproliferative, infeksi, radang, keganasan dan pengangkatan lien. Jumlah dapat menurun pada kasus menstruasi. Nilai normal berkisar 150.000-400.000 per mikroliter. Jumlah di bawah 50,000 terjadi pada kasus pendarahan spontan. Nilai di bawah 5.000 menunjukkan pasien berada dalam kondisi bahaya pendarahan.

Ploidy analysis
Tes untuk menghitung jumlah DNA dalam suatu sel, dimana sel kanker umumnya tidak mempunyai DNA.

Indeks proliferasi
Indeks yang tinggi menunjukkan pertumbuhan tumor yang aktif dan resiko kekambuhan yang besar.

Sel darah merah
Sel dalam darah yang bertugas membawa oksigen dan mewarnai darah menjadi merah.

Hitung sel darah merah
Penghitungan jumlah sel dalam merah dalam setetes darah di atas gelas objek di bawah mikroskop. Nilai normal bergantung terhadap usia dan jenis kelamin. Pria berkisar 4.5-6.2 juta, wanita 4.2-5.4 juta, anak-anak 4.6-4.8 juta. Nilai yang rendah menunjukkan adanya anemia, kelebihan cairan tubuh atau pendarahan. Nilai yang meningkat menunjukkan keadaan polisitemia (tingginya jumlah sel darah merah dalam darah) atau dehidrasi.

SGOT
Enzim yang terdapat dalam sel hati, meningkat pada penyakit hati dan serangan jantung.

SGPT
Enzim yang meningkat pada penyakit hati, seperti hepatitis, penyakit hati akibat alcohol dan lainnya)

S-Phase (Cell Cycle Analysis)
Jumlah persentase sel tumor yang menghasilkan DNA. Pasien dengan nilai tes yang tinggi menunjukkan prognosis yang kurang baik.

Hormon tiroid T3 dan T4
T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin) dapat digunakan untuk menilai fungsi tiroid. Jenis gangguan tiroid yang berbeda akan mengakibatkan variasi kadar T3 dan T4 yang berbeda pula.

Profil tiroid
Menunjukkan kadar hormone yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Berguna untuk mendiagnosa hipo atau hipertiroid dan monitoring respon terhadap terapi tiroid.

Tiroglobulin
Peningkatan kadarnya dalam serum dapat ditemukan pada kanker folikular. Penurunan kadarnya berfungsi untuk monitoring dan kekambuhan kanker folikular.

Asam urat
Meningkat pada kasus sakit sendi akibat asam urat dan batu ginjal.

Sel darah putih
Jenis sel darah yang bertugas membunuh kuman dan infeksi. Sel darah putih terdiri dari monosit, limfosit, neutrofil, eusinofil dan basofil. Nilai normal berkisar 5.000-10.000. peningkatan dan penurunan sel darah putih dapat terjadi dalam berbagai macam penyakit, efek kemoterapi maupun radioterapi.

Hitung sel darah putih
Peningkatan terjadi selama infeksi, radang, luka bakar, leukemia, depresi sumsum tulang akibat virus, reaksi toksis, campak, hepatitis dan penyakit lain.